Konsep Dasar Status Ekonomi



Pengertian
                      Status adalah posisi/ peringkat yang didefenisikan secara social yang diberikan kepada kelompok/anggota oleh orang (Rubbins P. Stephen, 2007: 321).
          Ekonomi berasal dari bahasa yunani yaitu Aekonomid yang merupakan gabungan dari kata aikos dan nomas. Aikos adalah rumah tangga, sedangkan nomas adalah aturan, jadi ekonomi adalah ilmu yang mengatur rumah tangga (Aristoteles dikutip Yudistira, 2001).
          Status ekonomi adalah kedudukan seseorang atau keluarga dimasyarakat berdasarkan pendapatan perbulan. Status ekonomi dapat dilihat dari pendapatan yang disesuaikan dengan harga barang pokok
(Kartono, 2006).
Status ekonomi keluarga adalah kemampuan perekonomian suatu keluarga dalam memenuhi setiap kebutuhan hidup seluruh anggota keluarga (Sumardi dan Dieter, 2005).
          Status ekonomi adalah kedudukan atau posisi seseorang dalam masyarakat, status social ekonomi adalah gambaran tentang keadaan seseorang atau masyarakat yang ditinjau dari segi social ekonomi, gambaran itu seperti tingkat pendidikan, pendapatan, dan sebagainya. Status ekonomi kemungkinan besar pembentuk gaya hidup keluarga (Soetjiningsingsih,2004).
          Tingkat ekonomi seseorang berhubungan erat dengan berbagai masalah kesehatan (Notoadmojo.S, 2007: 21). Orang dengan tingkat ekonomi rendah akan lebih berkosentrasi terhadap pemenuhan kebutuhan dasar yang menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarganya. Sebaliknya orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan mempunyaikesempatan lebih besar dalam menempuh pendidikan dimana orang dengan tingkat ekonomi tinggi akan lebih mudah menerima informasi sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga makin banyak pula pengetahuan yang dimiliki sehingga akan memperhatikan kesehatan diri dan keluarga.



2.1.2        Klasifikasi Status Ekonomi
1.      Pekerjaan (pekerjaan utama misalnya pekerjaan pertanian dan pekerjaan tambahan misalnya pekerjaan musiman).
2.      Pendapatan keluarga (gaji, indusri rumah tangga, pertanian pangan, non pangan, utang).
3.      Kekayaan yang telihat seperti tanah, jumlah ternak, perahu, mesin jahit, kendaraan, radio, TV, dll.
4.      Pengeluaran atau anggaran (penegluaran untuk makan, pakaian, menyewa, minya tau bahan bakar, listrik, pendidikan, transportasi, rekreasi, hadiah/persembahan).
5.      Harga makanan yang tergantung pada pasar dan variasi musiman.
                                                                                   (Supariasa, 2002: 178)



2.1.3        Faktor Yang Mempengaruhi Status Ekonomi
          Menurut Friedman 2004 faktor yang mempengaruhi ekonomi seseorang yaitu :
1.      Pendidikan
          Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan oleh seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah suatu cita-cita tertentu. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka makin mudah memperoleh perkerjaan, sehingga makin banyak pula hasil yang diperoleh. Sebaliknya pendidikan yang kurang akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai yang baru dikenal.
2.      Perkerjaan
          Perkerjaan adalah symbol status seseorang dalam masyarakat. Perkerjaan adalah jembatan untuk memperoleh uang dalam memenuhi kebutuhan hidup dan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang diinginkan.
3.      Keadaan ekonomi
          Kondisi ekonomi yang rendah tidak dapat mendorong seseorang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
4.      Pendapatan
          Pendapatan adalah hasil yang diperoleh dari kerja atau usaha yang telah dilakukan. Pendapatan akan mempengaruhi gaya hidup seseorang. Orang atau keluarga yang mempunyai ststus ekonomi atau pendapatan lebih tinggi akan mempratikan gaya hidup yang mewah misalnya lebih konsumtif karna mampu membeli semua yang dibutuhkan bila dibandingkan dengan status ekonomi yang ke bawah.



2.1.3        Klasifikasi Tingkat Penghasilan
1.      Menurut Aristoteles dibagi menjadi 3 golongan :
1)      Golongan sangat kaya merupakan kelompok terkecil dalam masyarakat. Mereka terdiri dari pengusha, tuan tanah dan bangsawan.
2)      Golongan kaya merupakan golongan yang cukup banyak terdapat didalam masyarakat. Mereka terdiri dari para pedagang dan sebagainya.
3)      Golongan miskin merupakan golongan terbanyak dalam masyarakat. Mereka
4)      kebanyakan rakyat biasa.
2.      Menurut Karl Mark dibagi menjadi 3 golongan:
1)      Golongan kapitalis/borjuis adalah mereka yang menguasai tanah dan alat produksi.
2)      Golongan menengah terdiri dari pegawai pemerintah.
3)      Golongan proletar adalah mereka yang tidak memiliki tanah dan alat produksi termasuk kaum buruh dan pekerja pabrik
3.      Friedman (2004) tingkat penghasilan seseorang dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
1)      Pengahasilan tipe kelas atas > Rp. 1.000.000/bulan
2)      Pengahasilan tipe kelas menengah Rp 500.000-1.000.000/bulan
3)      Penghasilan tipe kelas bawah < Rp. 500.000/bulan
4.      Tingkat penghasilan menurut Saraswati (2009) :
1)      Golongan atas (> Rp. 2.000.000/bulan)
2)      Golongan menengah (Rp. 1.000.000-2.000.000/bulan)
3)      Golongan bawah (< Rp. 1.000.000/bulan)
5.     Tingkatan penghasilan menurut Badan Pusat Statistik tahun 2012
1)      Golongan atas (Rp. 2.500.000-3.500.000/bulan)
2)      Golongan menengah (Rp. 1.500.00-2.500.000/bulan)
3)      Golongan bawah (< Rp. 1.500.000/bulan)
6.      Tingkat status ekonomi menurut tingkat kesejahteraan keluarga                               (BKKBN, Sumber data dan informasi kependudukan)
1)      Keluarga Prasejahtera
          Yaitu keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi kebutuhan dasarnya (basic needs) secara minimal, seperti kebutuhan akan pengajaran agama, pangan, sandang, papan dan kesehatan.
2)      Keluarga Sejahtera
          Yaitu pada keluarga-keluarga yang telah dapat memenuhi kebutuhan dasarnya secara minimal,  tetapi belum dapat memenuhi seluruh kebutuhan  social psikologinya (social psychological needs), seperti kebutuhan akan pendidikan, keluarga berencana, interaksi dengan lingkungan tempat tinggal dan transportasi. Dengan indicator sebagai berikut:
(1)   Melaksanakan ibadah menurut agama yang dianut masing-masing.
(2)   Makan dua kali sehari atau lebih.
(3)   Pakaian yang berbeda untuk berbagai keperluan.
(4)   Papa (lantai bukan dari tanah).
(5)   Kesehatan (anak sakit atau PUS ingin ber KB  dibawa ke sarana/petugas kesehatan.
3)      Keluarga Sejahtera II
          Yaitu keluarga-keluarga yang telah memenuhi kebutuhan dasarnya, juga telah dapat memenuhi seluruh kebutuhan social psikologinya, akan tetapi belum dapat memenuhi keseluruhan kebutuhan perkembangannya (developmental needs) seperti kebutuhan untuk menabung dan memperoleh informasi. Dengan indikator sebagai berikut:
(1)   Anggota keluarga melaksanakan ibadah secara teratur menurut agama yang dianut masing – masing
(2)   Makan daging/ikan/telur sebagai lauk pauk paling kurang sekali dalam seminggu
(3)   Memperoleh pakaian baru dalam satu tahun terakhir, sehingga dapat melaksanakan fungsi masing – masing
(4)   Keluarga yang berumur 15 tahun keatas mempunyai penghasilan yang tetap
(5)   Bisa baca tulis latin bagi seluruh anggota keluarga dewasa yang berumur 10 – 16 tahun
(6)   Anak usia sekolah (7 tahun – 15 tahun) bersekolah
(7)   Anak hidup 2 atau lebih, keluarga yang masih PUS saat ini memakai kontrasepsi
4)      Keluarga Sejahtera Tahap III
          Yaitu keluarga yang telah memenuhi seluruh kebutuhan dasar, kebutuhan social psikologis dan kebutuhan pengembangannya, namun belum dapat memberikan sumbangan (kontribusi) yang maksimal terhadap masyarakat, seperti secara teratur (waktu tertentu) memberikan sumbangan dalam bentuk material dan kebutuhan fsik, social, psikologis keuangan untuk kepentingan social kemasyarakatan serta berperan secara aktif dengan menjadi pengurus lembaga kemasyarakatan atau yayasan sosial, keagamaan, kesenian, olahraga, pedidikan dan sebagainya. Dengan indikator sebagai berikut:
(1)   Upaya keluarga meningkatkan/menambah pengetahuan agama.
(2)   Keluarga mempunyai tabungan.
(3)   Makan bersama paling kurang sekali sehari.
(4)   Ikut serta dalam kegiatan masyarakat.
(5)   Rekreasi bersama/penyeragaman paling kurang sekali 6 bulan.
(6)   Memperoleh berita dari surat kabar, radio, tv, majalah.
(7)   Anggota keluarga mampu menggunakan sarana trasportasi.
5)      Keluarga Sejahtera Tahap III plus
          Yaitu keluarga yang telah dapat memenuhi seluruh kebutuhannya baik bersifat dasar, social psikologis maupun yang bersifat pengembangan serta telah dapat pula memberikan sumbangan nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat. Dengan indikator sebagai berikut :
(1)   Memberikan sumbangan secara teratur (waktu tertentu) dan sukarela dalam bentuk materil kepada masyarakat
(2)   Aktif sebagai pengurus yayasan/institusi masyarakat.
                                                                   (BKKBN, 1997: 45 – 48)



Tingkatan Ekonomi
          Geimar dan lasorte (1964) dalam friedman (2004) membagi keluarga terdiri dari 4 tingkatan ekonomi:
1.      Adekuat
Adakuat menyatakan uang yang dibelanjakan atas dasar suatu permohonan bahwa pembiayaan adalah tanggung jawab orang tua. Keluarga menganggarkan dan mengatur biaya secara ralistis.
2.      Marginal
Pada tingkat marginal sering terjadi ketidaksepakatan dan perselisihan siapa yang seharusnya mengontrol pendapatan dan pengeluaran.
3.      Miskin
Keluarga tidak bias hidup dengan caranya sendiri, pengaturan keuangan yang buruk akan menyebabkan didahulukannya kemewahan. Diatas kebutuhan pokok manajemen keuangan yang sangat buruk dapat atau tidak membahayakan kesejahteraan anak tetapi pengeluaran dan kebutuhan keuangan melebihi penghasilan.
4.      Sangat miskin
Manajemen keuangan yang sangat jelek, termasuk pengeluaran saja dan berhutang terlau banyak, serta kurang tersedianya kebutuhan dasar.


Konsep Dasar Minat
 

Pengertian
          Minat adalah sesuatu yang pribadi dan berhubungan erat dengan sikap. Minat dan sikap merupakan dasar bagi prasangka dan minat juga penting dalam mengambil keputusan. Minat dapat menyebabkan seseorang giat melakukan sesuatu menuju ke sesuatu yang telah menarik minatnya (Gunarso, 1995).
          Menurut Slameto (2003:182) minat adalah rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat adalah pada dasarnya penerimaan akan suatu hubungan pada diri sendiri dengan suatu diluar diri, semakin kuat hubungan tersebut semakin besar minat.
          Sedangkan menurut Whiterington (1983:135) minat adalah kesadaran seseorang pada sesuatu, seseorang, suatu soal, atau situasi yg bersangkut paut dengan dirinya. Tanpa kesadaran seseorang pada suatu objek, maka individu tidak akan pernah mempunyai minat terhadap sesuatu.
          Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa minat adalah suatu kecendrungan seseorang yang dapat bertingkah laku yang dapat diarahkan untuk dapat memperhatikan suatu objek atau melakukan suatu aktifitas tertentu yang didorong oleh perasaan senang karna dianggap bermanfaat bagi dirinya.
          Besar kecilnya minat seseorang terhadap suatu tugas atau perkerjaan, banyak menentukan keberhasilan yang bersangkutan dalam melaksanakan tugas tadi, karna motivasi, efisiensi, gerak dan kepuasaan kerja, akan didapatkan apabila perkerjaan tersebut sesuai dengan lapangan yang diminatinya.
          Sebagaimana yang telah disebutkan diatas, minat yang berbentuk perhatian yang intens tadi merupakan suatu organisme, baik yang tampak nyata maupun imajiner yang disebabkan oleh rasa suka karna terhadap minat tertentu. Minat ini mempunyai kecendrungan, mempengaruhi prilaku individu terhadap aktifitas tertentu.
          Oleh karna itu dapat dikatakan bahwa minat dalam diri individu sangat penting artinya bagi kesuksesan yang akan dicapai. Individu yang mempunyai minat terhadap suatu objek atau aktifitas berarti ia telah menetapkan tujuan yang berguna bagi dirinya sehingga ia akan cendrung untuk menyukainya. Dari sana kemudian, segala tingkah lakunya menjadi terarah dengan baik dan tujuannya pun akan tercapai.
Sedangkan factor timbulnya minat, Crow and Crow (1982) terdiri dari 3 faktor yaitu:
1.        factor dorongan dari dalam,yaitu rasa ingin tahu atau dorongan untuk menghasilkan sesuatu baru yang berbeda. Dorongan ini dapat membuat orang berminat untuk mempelajari ilmu mekanik, melakukan penelitian ilmiah, atau aktifitas laen yang menantang.
2.        Factor motif social, yakni minat dalam upaya mengembangkan diri dari dalam ilmu pengetahuan, yang mungkin diilhami oleh hasrat untuk mendapatkan kemampuan dalan berkerja, atau adanya hasrat untuk memperoleh penghargaan dari keluarga atau teman.
3.        Factor emosional,yakni minat yang berkaitan dengan perasaan dan emosi. Misalnya keberhasilan akan menimbulkan perasaan puas dan dapat meningkatkan minat, sedangkan kegagalan dapat menghilangkan minat seseorang.


Gejala dari minat
            Dibedakan menjadi 2 bagian yaitu:
1.      Gejala dari kehendak indra
Kehendak indra atau yang tidak dipengaruhi oleh akal pikiran antara lain:
1)      Tropisme
Dorongan yang brtujuan mencapai hidup syarat tertentu dengan arti membuktikan adanya sesuatu gerak ke suatu arah  yang timbul dengan sendirinya.
2)      Reflek
Gerak yang terjadi diluar akal sebagai akibat suatu rangsangan.
3)        Instink
Menurut William Lamer yang mendefinisikan instink sebagai perhatian atau kemauan yang dilakukan untuk mencapai maksud dan tujuan tertentu yang tidak disadari sebelumnya dan perbuatan ata kemauan tersebut tanpa dipelajari lagi.
 
Penentuan Minat
                      Dalam penentuan minat ada beberapa macam diantaranya:
1.      dengan kata-kata tertentu.
2.      Minat yang diwujudkan seseorang dapat mengungkapkan minat bukan melalui kata-kata, tetapi melalui tindakan atau perbuatan ikut berperan aktif dalam suatu aktifitas.
3.      Minat yang dinvestasikan seseorang dalam penilaian minat dapat diukur dengan jawaban tehadap berbagai pertanyaan.
                                                                                         (Muhajir,2007)

Cara Menimbulkan Minat
             Minat dapat ditimbulkan dengan cara:
1.      membangkitkan suatu kebutuhan
2.      menghubungkan dengan pengalaman lampau
3.      memberikan kesempatan untuk mendapatkaan hasil yang lebih baik.
 
Faktor-faktor yang mempengaruhi minat KB
1.      Pendidikan
          Seseorang yang memiliki pendidikan yang tinggi dapat mempengaruhi pola pikir dalam pemilihan alat kotrasepsi. Dalam memilih alat kontrasepsi akan mempertimbangkan keuntungan, kerugian dan efek samping dari tiap-tiap alat kontrasepsi sehingga akan mempengaruhi minat menjadi akseptor KB.
2.      Ekonomi
          Tingkat ekomoni akan mempengaruhi tingkat kebutuhan seseorang, semakin tinggi tingkat ekonomi akan mudah dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Tingkat ekonomi akan mempengaruhi dalam pemilihan alat kontrasepsi meliputi harga, kualitas dan jenis lat kontrasepsi yang dipilih sehingga mempengaruhi minat menjadi akseptor KB.
3.      Pengetahuan
          Seseorang yang memiliki pengetahuan yang luas akan lebih mudah mencerna suatu informasi yang didapat. Misalnya ibu-ibu yang mendapat informasi tentang manfaat KB akan lebih mudah dalam mempertimbangkan baik buruknya suatu alat kontrasepsi sehingga mempengaruhi minat menjadi akseptor KB.
4.      Usia
          Semakin tua usia ibu akan semakin berminat mengikuti program KB karena sudah ingin membatasi jumlah anak, sedangkan ibu yang berusia muda belum begitu berminat mengikuti program KB karena keinginannya memperoleh keturunan.